ASSALAAMUALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH

"Sugeng Makempal wonten Laman Blog Kula {E_Ponk}"

Senin, 15 Agustus 2011

SINOPSIS AKU RINDU JAMAN ITU

Hari ini,
          Hari ini adalah hari di saat saya remaja. Saat-saat remaja yang sungguh menyenangkan, menggembirakan, penuh semangat dan kebersamaan bersama kawan-kawan satu fikroh, ohhhh.., sungguh indah hari ini.
Hari-hari remaja saya berisi lembaran-lembaran kegiatan positif, yang Insya Allah sungguh bermanfaat, tidak ada kegiatan yang mubazir apalagi tanpa manfaat, saya dan kawan-kawan satu fikroh sentiasa menjaga kekompakan ukhuwah untuk selalu mengisi hari kami di tanah perantauan ini dengan kegiatan positif, karena kami yakin kegiatan seperti ini adalah salah satu tameng syetan bagi pribadi diri yang hendak menyusupkan kelemahan dan kekalahan iman ke sukma hati, Laa Khaulaa Walaa Kuwata Illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Aziim…,


***
          Sungguh tidak menyangka bisa memperoleh saudara-saudara sebaik mereka dalam pengembaraan saya mencari hakikat jati diri di negeri jiran, tanah rantau ini. Meskipun hanya berlabelkan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang kebetulan bergelut di sektor industri (kilang), namun saya sangat bersyukur karena itu semua tidak mengurangi minat saya untuk terus bertalabul ‘ilmi, mencari ilmu bekalan hari kemudian.

Bukan mudah ber’survive’ di tengah-tengah cabaran dunia bebas yang menggelora. Jauh dari ayah bunda dan handai taulan, benar-benar membuat saya makin dewasa dalam pemikiran, perlahan-lahan tanapa saya sadari saya berusaha beradaptasi dengan lingkungan kerja, lingkungan masyarakat bebas dan lingkungan Melayu. Dan hati adalah sinyalir dari kesemua apa yang ditangkap oleh otak saya yang hanya berkapasitas beberapa saja, sangat terbatas. Iman yang memang selalu fluktuatif berusaha saya jadikan sebagai pondasi pertahanan diri, karena hari rawan ini, saya tengah sendiri.

Banyak belajar dari situasi, entah itu perkara ma’ruf maupun munkar, aaahhh…., sejurus kemudian saya teringat penggalan novel best seller Habiburrahman El Shirazi  yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih” …………………………………………. Konon Azam, sebagai protagonis dalam cerita, adalah sosok yang sentiasa mau belajar dari jalan…….., “belajar dari jalan” sendiri bermakana, “IQRO” membaca wacana kehidupan,…., hemmmm.., satu inspirasi positif bagi saya,

Kalau, Anda mengenal Sg. Wey at Selangor d’Berhad adalah kawasan yang minus (nilai religinya), mungkin itu benar menurut pandangan kaca mata umum. Banyak kasus kriminal dan seksualitas, pelecehan seksual dan seks bebas mengcover lembah ini. Ahhh.., sungguh memprihatinkan. Kadang tidak menyangka juga akan berada, bahkan berdomosili cukup lama dalam nuansa gersang, tandus seperti ini. Namun…, itulah kali ini yang terbaik bagi saya, dan Anda, kawanku.., yang Allah SWT berikan untuk kita, maka bersyukurlah…, Dan masih bolehkah kita berpositif thinking dalam kubangan lumpur seperti ini?? Tentu MASIH dan HARUS. Kita sebagai muslim yang tangguh harus mampu mencontoh “si biji kopi”…, apa yang terjadi jika si biji kopi kita masukan dalam bejana air mendidih???....., iyah…, tentu saja ia akan larut bersama air, tanpa mengurangi sifat semula jadinya, bahkan ia justru akan mengeluarkan aroma wangi yang khas hingga orang-orang suka untuk menikmatinya di pagi, siang, sore maupun malam hari, termasuk saya,hihihi..,

Lain dengan sebutir telur atau sekerat wortel, telur yang semula lembek akan cenderung keras sementara wortel yang keras akan cenderung lembek. Maknanya, terkadang manusia akan cenderung berubah sikap, sifat dan tingkah laku mengikut alur habitatnya, kalau dia berada di lingkungan baik dia akan jadi baik, sementara kalau lingkungannya jahat dia pun akan jahat, namun sang pemenang sejati adalah dia yang seperti “si biji kopi”…, tetap namun justru mampu berkontribusi untuk lingkungannya.Amin..,


***
“Dalam segelas susu, yang akan nampak jelas keseluruhan adalah susunya, padahal tanpa kita sadari dalam segelas susu itu juga ada bakteri baik pun jahat “ kata seorang sahabat, bermajas kepada saya, maksudnya.., terkadang entah kebaikan ataupun keburukan justru akan tercover dengan hal-hal lain yang justru lebih mendominasinya. Mungkin seperti itu juga dengan keadaan saya dan kawan-kawan satu fikroh saat ini di Sg.Wey.., hanya auran minus yang akan ‘famous’ selebihnya akan menimbulkan sebuah tanda Tanya besar “apa iya ada yang seperti itu?”, mereka menggap itu sebuah kemustahilan belaka.Ya sudahhh..,

Padahal perlu Anda ketahui di sini kami justru meluangkan sisa masa kerja kami (selama 12 jam) untuk belajar, mengaji, berhalaqah, bersosialisasi, berorganisasi dan semua kegiatan yang positif yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya ada dan berkembang cukup maju dalam kubangan lumpur  ini, Insya Allah.., Nmaun itu semua tentu demi mengharap ridha Allah SWT dan seyogianya tidak perlu terlalu Anda ketahui tentang itu. Cukup pribadi kita masing-masing dan Allah SWT yang tahu.

Bukan mudah merubah mimpi jadi asa pasti, pun dalam perjuangan perlu pengorbanan, termasuk waktu, harta dan tenaga, namun semua terasa indah karena redha Allah SWT.


***
  Dan saudaraku.., tahukah kau?? Memilikimu sebagai saudara seperjuangan di jalan Allah SWT adalah hal yang paling mengesankan dan berharga dalam hidupku, simpanlah hatiku dan semangatku selalu dalam dadamu, sebagaimana aku sematkan jiwa dan semangatmu dalam dadaku selalu,saudaraku..,

Dalam kiyamullail dan rabithah panjangku selalu saya bayangkan rupa-rupa hangat kalian, selalu saya bayangkan kebersamaan hangat kita yang dulu, esok hari….,

Saya tahu saudaraku.., perpisahan bukanlah tangisan, namun ia adalah jeda, intermezzo untuk kita sejenak berhijrah, karena bagaimanapun hijrah itu sebuah keperluan,
Saudaraku…., dihari saya makin berumur dan meninggalkan masa-masa remaja kita yang sungguh menggembirakan, saya telah ditemukan oleh seorang mujahid, yang Insya Allah mampu menjadi imam dalam pondok kecil kami, mampu sebagai rijal bagi saya yang masih papa, dan mampu menjadi abi bagi zuriat-zuriat kami kemudian, saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena penantian atas do’a-do’a saya dahulu saat masih remaja bersama kalian dan memutuskan untuk bersendirian (tidak berkhalwat dengan ajnabi) telah Allah SWT luluskan, terimakasih ya Allah.., saya telah menyempurnakan separuh din, Insya Allah..,


***
Namun, tahukah kalian saudaraku, saya selalu merasa kekurangan, saya selalu meneteskan air mata kerinduan yang mendalam manakala saya menyambut sepertiga malam, dalam sujud-sujud penuh barakah, saya dalam dengan rabithah dan bayangan wajah-wajah kalian saudaraku…, saya rindu kalian, saya rindu masa-masa remaja dulu, aku rindu jaman itu…., kau begitu indah dalam mindaku saudaraku…., Mampukah kita berjumpa suatu saat nanti??ahhh…, entahlah.., namun semoga kalian juga sentiasa mengenangku dalam do’a,amin..,


***
Saudaraku…, tiada lagi tempat berkodoyak seindah dulu bersama kalian, kecuali tentu Allah SWT. Namun saya ingin luahkan suara hati, dengarkan yah..,

Saya sangat bahagia dengan rumah tangga saya, dengan imam yang sungguh bijaksana dengan seorang jundi  saya yang soleh Insya Allah dan dengan tetangga mara yang sungguh pengertian, namun…, saya masih rindu akan sesuatu…, di manakah kalian sudaraku?? Aku rindu jaman itu….,

Senja makin menemani perjalanan panjang saya menyusuri liku fana, semoga Allah SWT meredhoi sepenggal kisah saya yang lalu kini dan mendatang, amin..,

***
“Innalillahii Wainnaa ilaihii raaji’un”
Hari yang makin senja, bahkan hampir surup surya, sang rijal telah dipanggil ke Rahmatullah, semoga khusnul khotimah yang sebenar menyertainya,amin.., terima kasih untuk bimbinganmu selama ini wahai imamku…, do’aku menyertaimu dan tunggulah aku di sisimu..,

Saudaraku.., aku ingin berkodoyak lagi kepadamu, meski saya tak tahu apakah kalian masih sehat wal afiat ataukah telah dipanggil ke sisi Yang Maha Kuasa mendahuluiku,namun…, aku tetap rindu jaman itu saudaraku…,

Saudaraku.., hari ini saya dan kalian sudah bukan remaja lagi seperti masa itu, masa indah kita mencari jati diri. Hari ini kulit saya yang dulu sedikit kencang sudah makin keriput, gigi saya yang putih kuat dan rapat sudah copot satu persatu, mata saya yang memandang tajam dan menunduk sudah  nanar, laku saya yang gesit sudah tertatih-tatih, dan rambut saya yang hitam sudah mulai memutih…., subhanallah.., saya bersyukur atas semua nikmat ini. Dan hari ini saya dikawankan oleh jundi saya yang soleh, yang berbakti pada umi abinya, yang selalu sopan santu dan berbudi bahasa, saya juga sangat bersyukur atas kurniaan zuriat ini, meski hanya satu.


***
Saudaraku…, tahukah kalian kesyukuran apa lagi yang Allah kurniakan kepada saya?? Iyah…., Insya Allah saya akan menunaikan rukun Islam yang terakhir, yakni naik haji bersama dengan jundi saya yang selalu setia dan berbakti pada orang tua, semoga Allah SWT merahmatimu, jundiku sayang…,

Saya yang semakin renta, mungkin sepatutnya tidak akan kuat lagi menjalankan semua ketentuan ibadah haji seandainya tidaka ada perolongan dari Allah SWT berupa jundi saya dan motivasinya yang membara buat saya, ya.., jundiku seperti rijalku dalam memberi saya motivasi, saya sangat bersyukur..,

………………………,Namun.., disaat-saat saya semakin renta dan tidak kuat berdesak-desakan dengan jamaah lain, saya merasa semakin rindu kalian, saya merasa ada sebuah tarikan seperi medan magnet yang sangat kuat merasuki jiwa saya, entah apa itu…, saya merasakan aroma kedekatan ukhuwah kita di kawasan kaabah ini saudaraku.., di manakah kalian??

Dan tiba-tiba…, saya nanar, spontan semua hitam pekat.., sayup-sayup saya dengar orang-orang ramai sibuk mengarak tubuh ringkih saya…, entah ke mana???...........................,


***
“Assalamualaikum wr.wb..,ukh..,” sapa salam lembut yang sepertinya begitu familiar di telinga saya yang makin menyayup..,

“Waalaikumsalam wr.wb..,” sambut salam saya dengan nada terbata-bata yang dipaksakan..,

Lamat-lamat, saya membuka mata yang nanar kabur, satu goresan nampak wajah sang jundi tersayang di samping saya kanan saya, kemudian saya menoleh ke kiri, nampak sosok yang tak asing….., sangat dekat dan penuh kehangatan dari sorot matanya yang sememangnya makin nampak mengabur,

Subhanallah…, puji syukur saya, spontan air mata membuncah tak terkendali, air mata kesyukuran, air mata rindu, air mata kebahagiaan karena Allah SWT telah mengabulkan do’a-do’a rabithah saya selama bertahun-tahun lamanya, akhirnya hari dan di rumah Allah yang agung ini Allah SWT kabulkan segalanya.

“Ukhti…..,” pekik saya histeris…, sembari mendekat mendekap ringkih tubuh saudara halaqah saya sewaktu remaja dulu…, ahhhhh…., tiba-tiba dada saya terasa sesak, dan mulut pun tak mampu mengeluarkan sebarang kata pun.., kecuali suara isak tangis yang bersumber dari relung hati. Air mata hangat sang ukhti saya rasakan menetes dalam rongga tangan saya. Semuanya masih hangat seperti masa-masa halaqah dulu, hanya…., waktu dan keuzuran yang membatasi semuanya dan itu sangat saya syukuri…..,


***
Ahhhh…., saya merasa semakin renta dan tidak sanggup melaksanakan ibadah selanjutnya, namun saya sangat bahagia dan bersyukur akhirnya dipertemukan dengan ukhti saya, saudara satu fikroh satu halaqah dahulu saat remaja. Saya berpesan pada beliaun agar dapat menganggap jundi saya yang semata wayang dan sebatang kara setelah pemergian saya nanti sebagai anggota keluarganya, tanpa malu-malu saya nyata menitipkan zuriat saya ini kepada saudara saya, saya sangat percaya dia mampu mengemban amanah saya, karena saya sangat mengenal beliau. Beliau pun sangat senang dan menyetujui permohonan saya.

“Laa Illaa Haillallaahhh huwallahu akbar” kalimat terakhir saya…,

Kemudian segalanya gelap, saya tersenyum dalam kebahagiaan kala itu.


***
Hari ini…., entah hari yang keberapa dalam wacana saya..,

Saya mengikuti rombongan keluarga saudara saya itu dan beliau membawa serta jundi saya, entah ke mana….,

Sampai dengan satu rumah, setelah sebelumnya mengalami perjalanan cukup melelahkan, namun yang saya anehkan tak ada seorang pun menyapa saya, termasuk jundi saya, dia begitu dingin dan seperti tidak nampak saya meskipun berulang kali saya pangil dia. Saya akhirnya lelah dan mencoba untuk diam mengikuti skenario.


***
Hari ini…, entah hari yang keberapa dalam wacana saya…,
Jundi saya nampak sangat gagah dengan stelan jas hitamnya, di bibirnya mengembang senyum kebahagiaan, entah kenapa?? Hemmm…, saya sangat suka melihat dia begitu, persis seperti abinya dulu..,

Lalu, dia keluar dari bilik dan menuju bilik ke yang lebih luas, seperti singgasana raja……, seorang lagi, gadis cantik berkerudung putih sepadan dengan gaunnya pun keluar dari bilik lain, mereka bertemu dalam satu titik kemudian duduk berdua dalam singgasana raja sehari…,

Subhanallah…, ternyata saudaraku telah menikahkan putrinya dengan jundiku, ya Allah…, betapa amanahnya beliau dengan permohonanku…,

Saya sangat bahagia melihat semua ini…, inilah akhir dari sebuah persaudaraan atas dasar cinta karena Allah SWT semata, semuanya terasa indah pada penghujungnya meski dalam permohonan dan pengharapan panjang pada Allah SWT,

Baiklah…, saya sudah siap pergi sekarang.

Terima kasih uhktiku….,
Jundiku dan menantuku…, semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah, amin….,

Perlahan-lahan……., sebuah gaya menarik saya untuk makin menjauhi pesta pernikahan jundi saya, makin menjauhi rumah itu…, makin naik ke atas makin menjauhi kampong itu, kemudian kota itu, pulau itu, negara itu, benua itu…., bahkan ooooooohhhh…, saya makin jauh dari dunia…, ke mana kah saya akan?? Ya Allah……………..,



***

THE END






By : E_Ponk , /(^_*)\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar