ASSALAAMUALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH

"Sugeng Makempal wonten Laman Blog Kula {E_Ponk}"

Senin, 15 Agustus 2011

HALAQOH

Sebagai kader-kader aktivis, dalam halaqah kita tidak hanya diajarkan tentang materi ketarbiyahan saja, justru halaqah pun memberi wawasan kita tentang rukhiyah (ibadah), tsakofah (pengetahuan), faniyah (keterampilan) dan ukhuwah (pertalian saudara). Keempat perkara inilah yang menjadi tolak ukur sejauh mana halaqah itu tadi berkembang, maju atau mundur, atau mungkin hanya jalan di tempat.
Dalam konteks rukhiyah (ibadah) kita akan dikenalkan dengan beberapa istilah mutabaah ibadah (pribadi), seperti:
J Kiyamullail (shalat tahajud, shalat malam)
J shalat sunnah dhuha (shalat sunnah min 2 rakaat dinatara waktu selepas syuruk matahari, atau sekitar pukul 9 waktu Indonesia, sampai dengan matahari belum sepenggalah)
J shaum (puasa wajib, juga puasa sunnah, yang lazim dilakukan adalah puasa Isnin Kamis, sebagaimana sunnah nabi, adapun hendak berpuasa sunnah lain seperti: puasa daud, puasa ayyamul bidh atau puasa pertengahan bulan, itu juga dianjurkan bagi yang mampu tentunya)
J hafalan Al Qur’an (dalam tiap pertemuan halaqah kita akan menyetorkan tiap surat Al Qur’an atau bacaan do’a yang telah kita hafalkan sebelumnya)
J tilawah dan tadabur ayat (setiap awal pertemuan halaqah, selepas acara dibuka terlebih dahulu kita bertilawah memutar, bergiliran, kemudian selepas tilawah dilanjutkan dengan mentadaburi ayat atau surata yang telah kita tilawah tadi, dengan panduan Al Qur’an dan terjemahan serta mengandung tadabur dan tsakofah Islamiyah dan dzikir serta do’a-do’a) ----- baca: Al Qur’an 3 in 1.

Berikutnya adalah tsakofah (pengetahuan), ini adalah inti daripada halaqah rutin, tsakofah bias terdiri atas :
kultum (kuliyyah 7 minit, yang disampaikan oleh salah satu mutarabbi kepada rekanan halaqahnya, biasanya ini bergiliran setiap minggunya atau tiap pertemuan, materi dalam kultum biasanya lumayan ringan atau yang mencakup waktu kurang dari atau sama dengan 7 minit, dan ini sangat bagus untuk kita berlatih menjadi muwajjih, atau setidaknya berbicara di depan umum)
cerita Shahabat Rasul (menceritakan tentang kisah sahabat Rasulullah oleh mutarabbi, terutama yang sepuluh, seperti kisah : Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Usman bi Affan, Muadz bin Jabbal, Salman al Farisi,dll, ini juga penting, mungkin kedepannya bias diterapkan ketika kita harus mendongeng untuk anak-anak)
materi halaqah (biasa disampaikan oleh murabbi kepada mutarabbinya, materi biasanya lebih memakan waktu cukup lama, karena ini inti halaqah yang perlu benar-benar kita perhatikan, materi pun biasa terdiri atas pengetahuan keIslaman)
akbar atau kabar (berita-berita terkini atau up to date yang disampaikan baik oleh murabbi ataupun oleh mutarabbi, akbar boleh berupa berita apa saja, tidak hanya masalah seputar dunia Islam, namun boleh juga masalah politik, social, olahraga, budaya, dsb)

Yang ketiga yakni Faniyah (keterampilan), skill ini juga sangat perlu bagi aktivis-aktivis muda, perlu untuk menyiapkan diri dalam kancah kehidupan sebenarnya, yang tidak hanya tahu-tahu tentang Islam saja tanpa tahu bagaimana penanganan praktikalnya dalam dunia nyata. Faniyyah bias berupa :
© keterampilan menjahit
© keterampilan menyulam


Yang terakhir adalah Ukhuwah (pertalian saudara), saya pribadi tidak pernah membayangkan sebelumnya akan memperoleh saudara sebanyak ini, saudara yang saya dapatkan dalam halaqah, iya.., mungkin kekentalannya justru akan semakin erat daripada dengan saudara sekandung, karena dalam halaqah, kita tentu saja sudah dapat dipastikan berfikroh sama, bertujuan sama, melakukan segala amalan ibadah diutamakan jamaah, lain dengan keluarga yang justru mungkin satu darah, belum tentu rasa kekeluargaannya sekental itu , justru kerap saya jumpai masih ada saja sesetengah saudara bersaudara yang bercekcok karena berselisih paham (maaf). Untuk mengeratkan ukhuwah bias kita lakukan dengan :
rihlah (bepergian atau menikmati keindahan alam bersama, dalam rihlah setelah kita tentukan tempat yang cocok, biasanya kita aka nisi acara rihlah dengan pembukaan tentunya kemudian acara menariknya yaitu bias dengan permainan, makan bersama atau tahabu tahadu atau tukar menukar hadiyah,dll)
riyadah bersama (melakukan olah raga atau senaman bersama)
bakti social bersama
mabit bersama (malam bina iman dan Islam, kegiatan out door yang dilakukan menginap, jadi dalam acara ini kita lebih focus pada ibadah jamaah),dll.


***
Kali ini saya ingin bercerita sedikit mengenai kegiatan out door kami beberapa waktu yang silam. Ini mengenai sub pokok bahasab Faniyyah atau keterampilan. Seperti yang telah saya singgung di atas, bahwasanya sebagai kader , juga calon ibu rumah tangga pada khususnya sepatutnyalah kita, para aktivis muda mengambil berat masalah ini. Keterampilan seperti menjahit, menyulam, membuatan hiasan dinding, merangkai bunga, terlebih memasak ini semua adalah hal mendasar yang perlu kita pelajari jauh-jauh hari sebelum itu.


***
“MEMASAK”
Hari itu bertempat di GM kita berencana membuat sebuah menu masakan ala ukhti Imma, yang berjudul “mie ayam ala Irma”…, Karena kali itu acara khususnya adalah memasak, jadi liqo hanya dimukadimahi dengan bacaan “basmallah” bersama, dilanjutkan dengan memasak. Saya juga telat dating, afwan karena harus membeli nata de coco terlebih dahulu, iya selain menu utama yakni mie ayam yang kita buat, kita juga memasak menu pencuci mulut yakni pudding, jadi kami memerlukan nata sebagai pelengkap.

Suasana dapur GM begitu riuh hari itu, ramai rendah, ada yang mengiris bumbu, menumbuk cabai, memotong sayuran, merebus ayam, memasak pudding dan saya sendiri dengan ukhti Anya justru menyiapkan minuman, kami memilih membuat ais tea sebagai menu minum. Rasanya ini menu yang paling mudah disusun diantara menu hari ini yang kita buat, hehehe…., afwan maunya yang gampang-gampang aja ya saya….,

Beberapa saat saja, mie dan pudding telah siap, namun pudding harus disimpan dulu sebentar dalam peti sejuk, agar rasanya lebih segar. Lalu kami menyusun segala masakan yang telah siap dalam satu hadapan, mie----- & kelengkapannya juga air ais tea-----, menunggu pudding mengeras, kami isi dengan obrolan ringan seputar akbar NII yang tengah merebak marak dalam Indonesia, prihatin mendengar berbagai kasus ini itu di tanah air, ge mana ya nanti kalau balik??Eeeemmmm…, semoga bias menghadapi.

Nah, tidak lama.., pudding yang dinanti sebagai disert telah siap mengeras, Ukhti Nana kemudian memotongnya menjadi bagian kotak-kotak cantik. Ukhti Kiki menyiapkan bagian-bagian mie dalam piring-piring, ukhti Imma menuangkan kuahnya, Ukhti Marni menyusun semangka yang telah dipotong-potong, saya & ukhti Anya membagi-bagikan air, ga lupa Ukhti Elok….,eeee.., sebagai cameramen juga asyik jeprat jepret mengambil dokumentasi kami…., uhhhh…, suasana yang ga bias terlupakan. Siap semua.., kemudian Ukhti Nopi sebagai murabbi memimpin do’a makan,

“Bismillaa hirrahmaa nirrahiim…, allaahummaa baariklanaa fiimaa razaktanaa wakinaa azaa bannaar, amin…,”

Kami makan bersama, emmmmm…, saya ga nyangka ukhti Imma piawai sekali memasak mie ayam ini, rasanya uda ga beda jauh sama mie ayam yang biasa saya beli dekat kedai-kedai makan, eeemmmm.., ada bakat jadi usahawan mie nih Ukhti Imma saya rasa, boleh laaa…, tularkan ilmunya yang lain lagi kapan-kapan pada kami..,oke!!!

Lepas makan kami berdo’a
“Alkhamdulillahahillazi at’amanaa wasakoonaa waja’alanaa minal muslimi”

Kami lalu mengemasi perabotan masak, mencuci dan meniriskan. Lepas itu baru menutup acara dan sayonara…..,siap-siap rehat sejenak untuk melanjutkan kerja nite shift. Eeeeemmmm…, tap SEMANGAT ukh..,!!!!


Indahnya dalam dekapan ukhuwah bersama kaliyan yang tercinta karena Allah SWT


E_Ponk ^_*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar